Secangkir Kopi Tanpa Gula

Perkenalkan, aku seorang mahasiswi sebuah Universitas swasta di Jakarta. Dua tahun yang lalu aku diterima di Universitas ini dengan sebuah proses seleksi beasiswa penuh yang ditawarkannya. Tanpa beasiswa ini mungkin aku tidak akan pernah meneruskan lagi pendidikanku hingga taraf perguruan tinggi. Tanpa disangka, aku lolos pada seleksi beasiswa tersebut, mengalahkan ribuan pendaftar dari seluruh Indonesia, serta menyambut keluarga baruku yang terhitung hanya sekitar tiga puluh-an anak. Kami mencoba mengukir dan menggapai mimpi-mimpi kami di kampus kami, serta berusaha mengumpulkan bulir-bulir keringat demi membanggakan orang-orang rumah maupun donatur yang berbaik hati membiayai kami, tak terkecuali yang terhormat tentu saja pihak kampus kami. Kami tinggal di sebuah rumah yang notabene adalah “asrama” kami. Gratis. Kamarku pun lebih besar dari ukuran kamar kos untuk empat orang. Dan selain beasiswa kuliah, kami juga ditunjang dengan uang saku perbulan, serta uang buku tiap semester. Sangat beruntung bukan? Aku rasa aku harus sangat berterima kasih kepada takdir yang telah membawaku sampai ke kehidupan saat ini.

Dear #4

Dear Antares,
Hai, apa kabarmu? Serasa lama sekali aku tidak menyapa lewat tulisan. Tapi aku yakin, bahwa kamu sendiri bahkan tidak tahu telah berapa banyak tulisan yang aku buat untukmu dan tidak pernah aku keluarkan J. Tentang menanyakan kabar, aku rasa kita masih sangat baik bukan? Bahkan hampir tidak ada satu haripun kosong tanpa kehadiranmu dalam waktuku. Memang, rasanya rangkaian hari ini benar-benar begitu rapat seperti layaknya partikel-partikel penyusun gelas kaca di ujung sana, benar begitu?

Critical Review "ASEAN and Regionalism in Southeast Asia", Donald E Weatherbee, Chapter 4


Dalam bukunya yang berjudul International Relations in Southeast Asia, Donald E Weatherbee khususnya di chapter 4 kurang lebih menjelaskan tentang bagaimana dinamika regionalisme yang dihadapi oleh ASEAN sejak pembentukannya hingga umurnya yang mendekati lima dekade pada saat ini. ASEAN merupakan sebuah regionalisme yang lebih didefinisikan berdasarkan kedekatan regional antar-negara dan sebuah asosiasi formal di bidang politik maupun ekonomi yang mempromosikan kerjasama internasional satu sama lain. Kecenderungan pembentukan ASEAN merupakan motif ekonomi, maka dapat dimaklumi jika dalam perkembangannya ASEAN menghasilkan banyak pertemuan-pertemuan maupun mengadakan kerjasama multilateral (baik ASEAN dengan negara lain maupun beberapa anggota ASEAN dengan negara lain). Namun dibalik kesuksesan regionalisme ASEAN ini dalam membangun dan mengembangkan perekonomian negara-negara anggotanya, tentu terdapat berbagai konflik maupun masa-masa fluktuatif yang menerpanya. Berbagai dinamika yang dihadapinya inilah yang kini mampu membawa ASEAN dalam kerjasama yang lebih kompleks dan komplementer, yang sedang diramu menjadi bentuk framework ASEAN Community.

Critical Review "Regionalism And National Identity", James Mayall


Pasca berakhirnya perang dingin antara Amerika Setikat dan Uni Soviet, wacana tentang regionalisme menjadi sebuah diskursus penting yang mana mampu mengubah tata dunia pada saat itu hingga sekarang. Diskursus ini juga dibarengi dengan adanya sebuah identitas nasional yang diusung masing-masing negara mau tidak mau mengalami perubahan ketika memasuki sebuah konteks regionalisme. Secara jelas, artikel ini juga mencoba memaparkan bagaimana hubungan antara nasionalisme dengan kemunculan konsep regionalisme pasca tahun 1945. Lalu, artikel ini juga mengemukakan bagaimana nasionalisme dan regionalisme itu sendiri mampu secara bersama-sama mengembangkan konsep perubahan di tata dunia. Regionalisme, dipandang sebuah konteks yang memiliki peranan dalam mengubah perilaku negara-negara baik negara eks-perang dingin, maupun negara-negara yang tergabung dalam The Third World (Non Blok). Dalam perkembangannya, The Third World inilah yang lebih memiliki peranan terhadap hubungan/relasi konsep nasionalisme dan regionalisme di perubahan tata dunia.

Critical Review "Regionalism in Historical Perspective", Louis Fawcett


Dalam artikel yang berjudul Regionalism in Historical Perspective ini diulas tentang bagaimana pembentukan sebuah regionalisme itu dimulai, baik mulanya berdasarkan  kebutuhan negara-negara itu sendiri ataupun berdasarkan efek yang ditimbulkan pada kondisi tertentu yang terjadi saat itu juga sehingga memunculkan pembentukan regionalisme. Dalam pembahasannya ini penulis juga mengungkapkan opini tentang faktor apa yang diyakini sebagai motif pembentukan regionalisme, bagaimana sebuah konsep regionalisme kemudian mampu secara fluktuatif bersifat resisten dan bahkan eksis melebihi jangkauannya di masa lampau. Regionalisme sendiri dipandang sebagai sebuah formasi dari negara-negara yang saling ketergantungan dan terhubung atau berdekatan satu sama lain dalam konteks wilayah.