Hatiku melompat-lompat, berjinjit-jinjit,
Menemukanmu pergi bersama hujan,
Kucoba torehkan bayang melalui lilin-lilin,
Lilin-lilin itu semakin merangkai bayang,
Bukan bayangmu, tetapi bayangku,
Berdiri menatap angkasa dan lautan,
Membawa angin menuju rerimbunan semak,


Angin semakin berdesir menerpa luka,
Yang justru kering seketika tanpa bekas,
Dingin hati...
Melalui nada kutuangkan prosa,
Tak mengapa, aku temukan jiwa ragaku lagi,
Aku temukan warna-warna lagi yang bukan hanya seperti pelangi,

Angin dan arahnya, memang selalu memiliki pesonanya tersendiri,
Dirasakan tetapi tidak dimiliki,
Mengikuti naluri, mencari pertanda diri...
Hati, selalu menjadi perkara yang tak beralasan

Rabu, 13 Juni 2012, 11:39 PM