Habis waktu memandangi telaga,
Telaga tidak sekering padang sahara,
Sahara pun mendelik sekitar, menyapu daratan,
Elegiku terbit lagi,
Sosok pudar menghilang,
Meski tidak menghilang penuh, sepenuh bulan purnama,
Kukayuh harapan-harapan yang berpeluh,
Menderu, bergetar penuh haru,
Kembali, aku melihat matahariku


Pucat cahaya dibalik gemerlap,
Mendonasikan warna spektakuler lewat tengarainya,
Bukan... aku bukan tidak meyakini,
Sulit membuat roda berputar sebagaimana mestinya,
Membalik kayu mendayu, disanalah engkau bersembunyi rupanya!
Pantas, lembab tanahku tertutup bayang-bayang itu,

Matahariku kelak bersinar lagi,
Sinarnya pagi ini menjadi syahdu,
Melampaui cengkraman musim salju,
Matahariku... ya, matahariku telah kembali pada singgasananya

Rabu, 13 Juni 2012, 11:22 PM