Dingin lagi, sore ini terasa sangat menusuk tulang rusukku. Tetes-tetes hujan masih saja turun diluar sana. Aroma khas tanah yang basah memenuhi seluruh sudut wilayah ditempatku berada ini. Diluar selasar ini dapat aku lihat tanaman-tanaman dalam pot yang basah terkena curahan air . Butiran airnya yang masih tersisa di dedaunan, perlahan-lahan turun jatuh ke tanah. Rintik hujan nampaknya sebentar lagi akan berhenti. Langit diluar sana mulai menampakkan sedikit cahayanya dan membuka pemandangan diluar sana. Aku termangu di dekat pintu. Memandangi hujan yang selalu menjadi waktu kesenangan tersendiri bagiku. Aku menghela nafas. Kemudian masuk ke dalam ruang tengah. Disana, kaca-kaca tembus pandang menghiasi seluruh sudut ruangan. Disana aku dapat memandang jauh keluar, tempat dimana taman-taman bunga menghampar sepanjang mata memandang. Di salah satu sudut ruangan terdapat perapian. Kayu-kayu bakarnya menyala sepanjang saat-saat dingin seperti ini tiba. Aku duduk di sofa. Sofa ini sangat empuk dan berwarna golden kecoklatan. Di depannya terdapat meja yang terbuat dari kayu ek. Sengaja dulu aku memilih untuk mendekorasi ruangan ini se-alami mungkin, agar aku tetap bisa merasakan seperti layaknya berada di alam terbuka sana.