Aku menghirup nafas dalam-dalam. Kubiarkan kepalaku tertunduk. Rambutku yang panjang dan kemerahan jatuh tergerai begitu saja. Gerimis masih saja turun, membuatku semakin enggan untuk pulang ke rumah. Aku terduduk sendirian di halte ini. Halte di depan kampus tempat aku menimba ilmu. Tempat duduknya seperti sebuah balok panjang yang ditutupi keramik dan berbentuk sandaran. Keramiknya berwarna putih yang sudah mulai mengusam ditelan waktu. Suara bising jalan raya tidak begitu terdengar lagi olehku. Hanya suara desir angin yang masih saja tercerna di dalam pendengaranku. Angin berhembus lagi. Tiupannya menerjang daun-daun yang telah gugur dan berserakan di tepi jalan. Aku termenung mengamati, daun itu berputar-putar dan berguling-guling di jalan raya. Terhempas kesana-kemari. Aku memalingkan wajah. Bersandar pada tiang besi yang berada di samping tempat dudukku ini. Dingin terasa di pipiku, namun aku menikmatinya.